ketika cinta menjadi perbincangan yang akan mengharumkan nama seseorang,
banyak gelak tawa mengiringi perjalanan debat pendapat,
kebohongan menjadi senjata nomor wahid yang semakin menggelapkan makna cinta,
terkadang mereka mengiyakan yang tidak mereka ketahui,
hingga persepsi tentang cinta bagai permata untuk pelaut yang kapalnya tenggelam,
basa-basi untuk segala sanggahan,
menurut mereka,
aku benar.
aku wahid.
aku puitis.
sedangkan aku,
terselip diantara kebingungan,
terbang menari dalam suasana sepi di ujung jalan kebuntuan,
masih tentang cinta.
layaknya mereka mendapatkan mahkota untuk segala argumen.
agar mereka diam,
dan lebih berpikir untuk suara harimau yang keluar.
masih tentang cnta.....
BalasHapuscinta...
aku...bercawat rumbia
mahkota tembikar
masih bertelanjang kaki
taman amerta belum paripurna
ibu asuh satria airlangga masih membelaiku
hingga garuda wisnu kencana
selesai terukir di pundakku
cinta...
hentikan teriakanmu itu,memanggilku syahdu
sedang aku masih melacurkan ragaku dalam angan dan cita
"mari kita bercerita pada udara,,,,,ceritakan raga kita.
karena aku mengerti secara pasti..."