Seringkali dia buat senyumku memudar,
hingga aku rengkuh kembali lewat maafku,
terulang hingga aku aku bosan,
namun mulutmu tak dapat ku bungkam,
terlebih kumiliki,
kau terlalu liar,
hingga aku tak dapat ikuti saat kau lewati semak belukar,
hanya ini,
menunggu di tepi hutan,
menunggumu keluar membawa kulit singa,
sehingga kau puas dan berdamai di sejuknya telaga,
bersamaku yang akan jadi penuntun,
namun tak kubiarkan kau liar lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar